RADAR SULSEL.ID, WAJO - Wakil Bupati H. Amran, SE menyerahkan bantuan secara simbolis kepada korban banjir yang terjadi di tujuh kecamatan, di Posko Induk, Senin (10/6/19).
H. Amran, SE menuturkan, Pemerintah Daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo telah menyediakan tenda darurat bagi para korban yang tidak memiliki tempat mengungsi.
Meski demikian, sejumlah warga ada yang lebih memilih bertahan di rumah dan ada juga di rumah keluarga.
“Agar keluarga yang ditempati mengungsi tidak merasa berat, pemerintah hadir membantu walaupun tidak seberapa nilainya. Melalui BPBD, kami juga akan salurkan bantuan untuk 39.820 jiwa yang terkena dampak banjir,” ungkap H. Amran, SE.
H.Amran, SE menuturkan, Pemda Wajo melalui surat edaran, telah mengajak para ASN di Wajo untuk peduli kepada korban yang terdampak banjir.
Sementara itu, Kepala BPBD Wajo, Drs. H.Alamsyah, M.Si mengungkapkan, berdasarkan aturan, penetapan tanggap darurat ada 5 indikator, yaitu 1. Masyarakat yang dievakuasi, 2. Ada korban, namun saat ini belum ada korban, 3. Cakupan bencananya sangat luas yang semakin hari semakin bertambah dan ada potensi, 4. Banyaknya sarana dan prasarana yang rusak seperti jembatan dan jalan, serta 5. Sosial ekonomi terganggu, seperti lahan pertanian yang rusak.
“Dari indikator itu, maka Wajo bersyarat tanggap darurat selama 7 hari. Imi juga tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi seluruh stakeholder terkait dan masyarakat,” ungkap Drs. H. Alamsyah, M.Si.
Menurut Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), data terakhir per tanggal 10 Juni 2019, lokasi banjir di tujuh kecamatan meliputi 7 desa di Kecamatan Pitumpanua, 3 desa di Kecamatan Keera, 3 desa di Kecamatan Tanasitolo.
Kemudian, 3 desa di Kecamatan Belawa, 7 desa/kelurahan di Kecamatan Tempe, 11 desa dan 2 kelurahan di Kecamatan Sabbangparu, dan 1 desa di Kecamatan Pammana. (SUKRI)