Puluhan Tahun Rasakan Jalan Rusak, Pemda Dan DPRD Wajo, Dinilai Tak Peduli Nasib Warga Paselloreng -->

Puluhan Tahun Rasakan Jalan Rusak, Pemda Dan DPRD Wajo, Dinilai Tak Peduli Nasib Warga Paselloreng

Minggu, 11 September 2022, September 11, 2022


RADAR SULSEL.CO.ID, WAJO - Ditengah pembangunan serta kisruh terkait pembebasan lahan Bendungan Paselloreng yang kini masih bergulir di aparat penegak hukum, ternyata masih menyisahkan masalah yang sangat butuh kepedulian pemerintah. 

Dimana dampak dari pembangunan tersebut pada tahun 2011 lalu, warga asal Paselloreng yang berjumlah kurang lebih 100 kepala keluarga harus mengungsi ke kawasan transmigrasi lokal bekkae desa Paselloreng, kemudian di tahun 2017 barulah bermukim di malle'bae desa Arajang.

Salah seorang tokoh kelahiran Paselloreng yang kini bermukim di desa Inrello mengungkap berbagai masalah yang dihadapi warga asal Paselloreng. Menurutnya, sebagian warga yang dulu bertani sawah, kini harus memulai berkebun di Bekkae, dan Inrello kecamatan Keera, serta sebagian lagi menjadi nelayan dan memelihara ternak di area bendungan.

Tepat ditahun 2021 presiden Jokowi meresmikan bendungan tersebut, warga Paselloreng mulai keluhkan kondisi jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan roda empat pada ruas jalan menghubungkan Arajang - minangatellue dan ruas jalan Bekkae - Inrello, namun belum dapat perhatian pemerintah daerah kabupaten Wajo, pasca 10 tahun pindahnya ketempat pengunsian.

"Padahal dibawah kepemimpinan Bupati Wajo Amran Mahmud, dan sudah memasuki akhir tahun masa periodenya. Dimana 1000 KM jalan mantap salah satu dari 25 progam prioritas yang dijanjikan PAMMASE pada saat kampanye empat tahun silam, namun jalan rusak digilireng sudah bertahun tahun dikeluhkan warga belum juga ada perhatian Pemda kabupaten Wajo,". Keluhnya.

Dilain sisi, hal tersebut dikeluhkan oleh Andi Anto, salah satu warga Inrello kecamatan Keera, mengatakan bahwa untuk mengunjungi kebunnya di Bakkae desa Paselloreng, ia harus memutar arah sejauh 40 KM setiap harinya, mulai perjalanan dari Inrello melalui Tarumpakkae Kecamatan Majauleng dan masuk Kampung Baru Gilireng kemudian menuju Bekkae. 

Padahal jika jalan Inrello - Bekkae diperbaiki maka hanya menempuh jarak 5 KM. lanjut Tokoh kecamatan Keera yang biasa di panggil "Kawan kita dari inrello ini", pindah bermukim ke desa Inrello mengikuti keluarganya akibat tanah kelahirannya terendam oleh program pembangunan bendungan Paselloreng.

Lebih lanjut, menurutnya, pemerintah daerah dan DPRD Wajo perlu untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap pembangunan daerah, terutama infrastruktur jalan yang menghubungkan antar kecamatan, seperti jalan poros Bekkae - Inrello, kemudian jalan menghubungkan kecamatan Gilireng dan Keera, dan jalan poros Arajang - Minangatellue, menghubungkan kecamatan Gilireng dan Maniangpajo. 

"kami itu heran terhadap pemerintah daerah dan DPRD Wajo, mereka datang hanya untuk meminta dipilih, tetapi bertahun-tahun setelah terpilih, sama sekali tidak ada kepeduliannya membangun jalan, padahal sangat dibutuhkan oleh masyarakat" ungkap Andi Anto. 

"Kami harap ruas jalan Bekkae - Inrello, mendapat perhatian khusus dan sehingga tahun depan sudah dikerjakan, supaya masyarakat di Bekkae kembali miliki akses yang layak menuju ke Pasar di Longka serta hasil pertanian dan perkebunan lebih mudah dipasarkan, Bukan hanya itu, jika akses jalan diperbaiki maka warga dari luar Paselloreng akan mudah mengunjungi area Bendungan Paselloreng,". Tambanya. (SUKRI/APJ).

Editor : ENAL RASUL.

TerPopuler