RADARSULSEL.CO.ID, JAKARTA -- Terjadinya Defisit APBN tahun 2025 diperkirakan melebar dari target awal 2,53 persen dari produk domestik bruto (PDB) menjadi 2,78 persen dari PDB. Ditanggapi serius Anggota Komisi 11 DPR RI Andi Yuliani Paris.
Dalam hal ini, Anggota komisi 11 DPR RI Andi Yuliani Paris, berpendapat Bahwa lonjakan devisit APBN dapat dicegah melalui peningkatan realisasi listing minyak secara bertahap.
"kalau misalnya harga minyak lebih dari 8,2 dolar perbaler lebih dari itu wah ini akan mempengaruhi juga, dan memperlebar devisi, kita semua berharap agar tidak makin lebar devisit di atas 2,78%,". Jelas AYP sapaan akrabnya. Rabu (16/07/2025).
"Kedepannya kita berharap liting minyak itu bisa meningkat walaupun kebutuhan kita 1 juta barel tapi sekarang baru sekitar 500 sampai 600, sementara 400 ribu ini kita masih import dan ini masih mempengaruhi devisit,". Tambahnya.
Sebelumnya, penjelasan Menteri keuangan SRI Mulyani, Didepan Badan Anggaran DPR RI, bahwa pelebaran defisit itu dipicu oleh potensi tidak tercapainya target penerimaan negara. Kementerian Keuangan memperkirakan pendapatan negara tahun ini hanya akan mencapai Rp 2.865,5 triliun atau 95,8 persen dari target Rp 3.005,1 triliun.
Penerimaan pajak dan nonpajak sama-sama diproyeksikan di bawah target. Penerimaan pajak hanya akan mencapai 94,9 persen dari target, sementara nonpajak hanya 92,9 persen dari target. Proyeksi setoran dari kepabeanan dan cukai lebih baik, yakni 102,9 persen dari target. (SUKRI).
Editor : ENAL RASUL.

