Ini Pertanyaan Sering Muncul Terkait JKN-KIS Sejak Ditetapkan Pemerintah -->

Ini Pertanyaan Sering Muncul Terkait JKN-KIS Sejak Ditetapkan Pemerintah

Selasa, 09 Juli 2019, Juli 09, 2019



RADAR SULSEL.ID, WAJO - Sejak JKN-KIS dicanangkan oleh pemerintah pada 1 Januari 2014 lalu, sejumlah pertanyaan sering muncul dan dijumpai, terutama di lapangan terkait dinamika perjalanan program JKN-KIS.

Sejumlah pertanyaan tersebut seperti, mengapa setiap penduduk perlu memiliki Jaminan Kesehatan?, mengapa saya saya harus menjadi peserta JKN-KIS? dan kenapa ada istilah Gotong Royong dalam Program JKN-KIS? dan seterusnya.

Begitulah beberapa pertanyaan yang sering kita jumpai di lapangan terkait dinamika perjalanan program JKN-KIS sejak dicanangkan oleh Pemerintah pada 1 Januari 2014 lalu. 

BPJS Kesehatan sebagai Badan Hukum Publik yang dibentuk Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Presiden untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).  

Adapun Jaminan Kesehatan yang diberikan adalah Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan dan perlindungan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

BPJS Kesehatan sendiri membutuhkan sinergi dan keterlibatan semua pihak dalam upaya menyampaikan program JKN-KIS di tengah-tengah masyarakat diantaranya melalui Sosialisasi JKN-KIS Kepada Toga Toma di Desa Towalida Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan, Selasa (09/072018).

“Terima kasih kepada pihak BPJS Kesehatan yang telah melakukan sosialisasi seperti ini, supaya masyarakat memahami dan mengerti. Sehingga masyarakat sadar bahwa ikut tergabung menjadi program JKN KIS berarti ikut membantu masyarakat yang lain yang sedang sakit, jadi, bukan berarti kalau tidak dipakai itu tidak ada manfaatnya, namun disinilah sebenarnya gotong royong itu, dimana dengan iuran yang kita bayarkan akan bermanfaat untuk membantu peserta yang saat ini sedang sakit," jelas Kepala Desa Towalida, Nurdin Hamzam.

Seperti yang dijelaskan Nurdin Hamzam, perbandingan biaya berobat seperti contohnya biaya pelayanan sakit demam berdarah dibantu oleh 80 orang sehat begitu pula biaya pengobatan untuk 1 pasien kanker yang dibantu oleh sekian peserta yang sehat. 

"Nah, hal-hal seperti inilah yang kiranya masyarakat masih perlu disadarkan pemahamannya,” papar Nurdin Hamzam.

Hal senada diungkapkan Staf Perluasan Peserta dan Kepatuhan BPJS Kesehatan Kabupaten Wajo, Zulfika Tabara. Bahkan menurutnya kegiatan sosialisasi ke tokoh masyarakat (Toma) dan Tokoh Agama (Toga) sangat baik dan efektif untuk penyebaran informasi mengenai JKN-KIS kepada masyarakat.

"Diharapkan dengan hadirnya tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah desa dapat menyebarkan info-info mengenai JKN-KIS sehingga mendorong pencapaian rekrutmen peserta dan membuat citra BPJS Kesehatan di masyarakat dan pemda semakin baik”, tutur Zulfika Tabara, saat ditemui Tim Jamkesnews menutup perbincangan.

Editor: ENAL RASUL

TerPopuler